"Tentang benda-benda yang engkau punya dan engkau banggakan. Tentang gaya hidup yang kau kenakan dan bahkan kini kau tuhankan. Tentang kekinian yang selalu saja engkau bicarakan. Tentang status dan posisi tawarmu di penglihatan orang-orang. Tentang nama besar yang engkau sandang dan engkau busungkan. Tentang seberapa pintar dan cemerlangmu di penglihatan orang-orang. Tentang satu, dua, tiga peperangan yang pernah kau menangkan. Kalimat menjatuhkan yang jadi sering engkau ucapkan, kau hujamkan. Jangan harap itu bisa mengesankanku dan menjatuhkanku..." (Jenny-120)

Friday, June 5, 2009

Fenomena Pop Art dalam Dunia Poster


Pop art yang berasal dari kata popular art merupakan sebuah aliran seni yang memanfaatkan unsur-unsur visual yang ada di media massa yang populer seperti koran, majalah, iklan, televisi atau komik yang kemudian dirangkai atau didesain kembali. Sehingga dapat dikatakan bahwa pop art sebenarnya adalah sebuah seni yang tidak asli dan baru, melainkan berasal dari karya seni yang sudah ada, yang kemudian didesain atau ditata kembali. Aliran pop art muncul dan berkembang setelah masa modernisasi pada seni., yaitu setelah munculnya konsumerisme dan budaya massa. Aliran ini dipopulerkan oleh Andy Warhol dari Amerika.

Aliran pop art yang menggunakan unsur-unsur visual dari media massa yang sedang populer bukan berarti bahwa aliran pop art selalu up to date dan selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Aliran seni yang demikian lebih cocok disebut seni kontemporer. Sedangkan pop art cenderung statis, dan sedikit mengalami perkembangan pada setiap jamannya.

Dalam dunia poster, perkembangan aliran seni pop art cukup menarik dan sempat menjadi trend. Poster-poster dengan warna mencolok cukup mampu menarik perhatian masyarakat umum. Poster-poster pop art memang memiliki ciri-ciri menggunakan warna-warna komplementer, cerah, terang, dan kalaupun menggunakan foto juga menggunakan high contrast. Selain itu poster pop art juga sering menggunakan balon-balon suara seperti yang ada dalam komik, serta digabung dengan headline yang menggunakan tipografi yang meliuk-liuk sehingga terkesan sulit dibaca. Ciri-ciri ini mungkin bertentangan dengan hakikat dasar poster yang biasanya mudah dibaca dan terkesan tidak ramai. Tetapi dengan kekhasan tersebut, poster pop art justru cukup mampu menarik perhatian masyarakat yang mungkin sudah cukup bosan dengan poster-poster yang formal dan kaku.

Poster pop art pada jaman awal modern biasanya dibuat untuk poster konser grup musik, khususnya rock. Musik rock yang identik dengan suara keras dan cahaya yang berkilau dan warna-warni memberikan ide bagi pedesain poster untuk membuat poster pop. Oleh karena sukses menarik perhatian masyarakat, maka poster pop berkembang tidak hanya untuk konser musik, melainkan juga untuk poster-poster sosial seperti gerakan pembela hak asasi manusia, gerakan lingkungan hidup, anti AIDS, bahkan untuk poster-poster komersil. Pada jaman ini poster pop art biasanya dibuat dengan teknik saring (sablon).

Ketika memasuki era muncul dan berkembangnya komputer, yang memunculkan pula komputer grafis dan digital printing, aliran poster pop art ikut tersisih bersama aliran-aliran seni yang lain seperti art nouveau, dan art deco. Poster dengan image poto yang mengalami sentuhan-sentuhan komputer grafis meroket dan terus berkembang mengikuti perkembangan komputer yang pesat. Poster pop art yang terkesan ramai dan mempunyai legibilitas rendah dianggap sudah kadaluwarsa dan kuno. Orang-orang pada jaman itu menganggap bahwa tujuan poster adalah untuk mempromosikan sesuatu, dan poster dipasang di tempat-tempat umum yang orang melihatnya sambil lalu saja, sehingga memerlukan tingkat keterbacaan yang tinggi. Bahkan sempat muncul pula poster yang hanya berisi tulisan saja. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan sifat khas poster pop art. Gaya poster lux yang terkesan mewah mulai berkembang dan mampu bertahan cukup lama, sampai sekarang.

Tetapi saat ini, poster pop art kembali muncul meski mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian dengan jaman. Poster pop art yang dulu menggunakan teknik saring kini menggunakan teknik digital printing. Tetapi karakter utama dari poster pop art, yaitu menggunakan warna-warna komplementer yang mencolok dan menggunakan unsur-unsur visual dari karya lain tetap dipertahankan. Kemunculan kembali poster pop art ini mungkin karena alasan yang sama seperti munculnya poster pop art pertama kali, yaitu masyarakat sudah jemu dengan poster-poster yang terkesan sangat komersil, kaku dan tidak menghibur meski sudah menggunakan teknologi yang maju. Hal ini memberikan gambaran bahwa budaya visual cenderung seakan-akan mengalami perputaran meski aliran yang sekarang dan yang lampau mengalami sedikit banyak perubahan.

6 comments:

  1. matur suwun nggiihh mas...

    ReplyDelete
  2. sangat membantu info-nya :)

    ReplyDelete
  3. mas, sebelumnya saya ngucapin terima kasih untuk tulisannya yang telah membantu saya mengerjakan skripsi saya dan sekaligus minta izin bila tulisan mas saya gunakan untuk skripsi saya, terima kasih :)

    ReplyDelete